//
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT GAYO DALAM UPAYA ADAPTASI DAN MITIGASI BENCANA ALAM (STUDI KASUS DI KAMPUNG JAMAT KECAMATAN LINGE KABUPATEN ACEH TENGAH) |
|
BACA FULL TEXT ABSTRAK Pemesanan Versi cetak |
|
Pengarang | Hesri Rawana Gayo - Personal Name |
---|---|
Fakultas | Fakultas Pascasarjana |
Tahun Terbit | 2016 |
Abstrak/Catatan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi kearifan lokal masyarakat Gayo di Kampung Jamat, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh terkait dengan adaptasi dan mitigasi bencana alam khususnya tentang ancaman banjir dan tanah longsor. Metode deskriptif kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Pengumpulan data kearifan lokal melalui observasi dan wawancara menggunakan teknik snowball sampling terhadap informan termasuk, reje (kepala desa), tokoh masyarakat, dan masyarakat lokal. Data yang diperoleh dari informan divalidasi dengan metode triangulasi dengan data observasi di lapangan dan literatur review. Kami telah menemukan dua bentuk kearifan lokal yang dianut oleh masyarakat Jamat mengenai mitigasi bencana tanah longsor, yaitu aturan-aturan adat dan cerita rakyat. Aturan adat yang sebagian besar terkait dengan penggunaan lahan dan perlindungan hutan. Masyarakat Jamat dilarang untuk membuka lahan baru untuk pertanian dan menebang kayu di kawasan lindung tanpa izin dari tokoh masyarakat (sarak opat dalam bahasa lokal). Beberapa cerita rakyat (kekeberen) yang menceritakan tentang perlindungan lingkungan juga menyebar di kalangan masyarakat. Dalam cerita rakyat yang ditransfer melalui antar generasi dan oleh karena itu sebagian besar masyarakat tahu bagaimana melindungi kampung mereka dari bahaya longsor yang berpotensi terjadi seperti topografi daerah di Kampung Jamat. Dan, kami telah menemukan tiga bentuk kearifan lokal yang dianut oleh masyarakat Jamat mengenai adaptasi bahaya banjir, yaitu peringatan dini banjir, dewal dan rabung. Peringatan dini banjir yang dijelaskan oleh masyarakat sebelum terjadi banjir yaitu awan hitam di arah hulu dan hujan jangka panjang. Dewal adalah wilayah pinggir kampung Jamat sebagai tempat pembuangan akhir. Rabung adalah bendungan tradisional sebagai pengendali banjir. Kearifan lokal yang selalu dijaga dan dilestarikan agar generasi mendatang dapat menafsirkan dan dimasukkan ke dalam praktek dalam kehidupan sehari-hari dalam menghadapi banjir dan tanah longsor akan terjadi. Kata Kunci: Kearifan lokal, longsor, banjir, mitigasi bencana, adaptasi | |
Tempat Terbit | Banda Aceh |
Literature Searching Service |
Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS) |
Share Social Media | |
Tulisan yang Relevan KAJIAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA LONGSOR DI KECAMATAN LINGE KABUPATEN ACEH TENGAH (Faidha Rahmi, 2014) |
|
Kembali ke sebelumnya | |