Penelitian ini bertujuan mengetahui angka kebuntuingan sapi aceh setelah transfer embrio. sampel yang digunakan adalah 6 ekor sapi aceh betina (3 ekor donor 3 ekor resipien) yang telah didiagnosis sehat reproduksinya, dengan kisaran umur 5-8 tahun, dan mempunyai minimal dua kali siklus reguler. sapi-sapi disuperovulasi menggunakan protokol standar menggunakan hormon follicle stimulating hormone (fsh). pada hari (-2) dilakukan palpasi rektal untuk mengetahui status reproduksi dan keberadaan korpus luteum, pada hari (-1) sapi donor dan resipien diinjeksi menggunakan pgf2?, pada hari (0) sapi estrus, pada hari (9-12) sapi diinjeksi dengan fsh dosis menurun (3-3, 2-2, 1-1, 0,5-0,5 ml), pada hari (11) sapi resipien diinjeksi dengan pgf2? kedua, pada hari (12) sapi donor diinjeksi dengan pgf2? kedua, pada hari (13-14) dilakukan inseminasi, dan pada hari (20-21) dilakukan koleksi dan transfer embrio. koleksi embrio dilakukan dengan cara tanpa operasi (non surgical) pada hari ke 7 setelah inseminasi buatan. evaluasi embrio mengunakan mikroskop dengan pembesaran 70x. embrio yang dapat ditransfer embrio adalah kelas a atau kelas b. dari hasil konfirmasi konsentrasi progesteron pada hari ke-21 kebuntingan, 1 dari 3 resipien mempunyai konsentrasi >5 ng/ml yang mengindikasikan kebuntingan. dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa angka keberhasilan transfer embrio pada sapi aceh adalah 33,33%.
Electronic Theses and Dissertation
Universitas Syiah Kuala
SKRIPSI
ANGKA KEBERHASILAN TRANSFER EMBRIO PADA SAPI ACEH. Banda Aceh Fakultas Kedokteran Hewan,2014
Baca Juga : EFEK PEMBERIAN EKSTRAK HIPOFISA SAPI TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH KORPUS LUTEUM DAN EMBRIO SAPI ACEH (Wida Puspita Arm, 2014)
Abstract
Baca Juga : PROFIL BIOKIMIA DARAH SAPI ACEH BETINA BERTANDUK DAN NIRTANDUK (KUPUNG) (FITRA RISNA YANTI, 2018)